Ekonomi 4 menit membaca

Solo Raya Great Sale 2025 Resmi Dibuka, Jadi Pengungkit Ekonomi Kawasan dengan Target Transaksi Rp10 Triliun  

Solo Raya Great Sale 2025 Resmi Dibuka, Jadi Pengungkit Ekonomi Kawasan dengan Target Transaksi Rp10 Triliun  
Prosesi pembukaan Solo Raya Great Sale 2025 yang digelar di kawasan Ngarsopuro Solo.

JOGJABROADCAST, Solo — Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Tengah (Jateng), Harry Nuryanto Soediro menyebut kawasan Solo Raya sebagai kawasan strategis yang penuh peluang dan memiliki potensi besar untuk pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Hal itu disampaikan dalam sambutannya pada pembukaan Solo Raya Great Sale (SGS) 2025, yang digelar di kawasan Ngarsopuro, Solo, pada Minggu (29/6/2025) pagi.

 

“Tahun 2025 menjadi momentum yang luar biasa untuk membangun kawasan Solo Raya sebagai satu entitas ekonomi yang kuat. Terlebih, kawasan Solo Raya mempunyai potensi besar untuk pertumbuhan ekonomi regional,” ujar Harry, di hadapan Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi, kepala daerah se-Solo Raya, dan ribuan peserta yang hadir.

 

Lebih jauh dipaparkan Harry, tujuh daerah yang tergabung dalam Solo Raya yaitu Kota Surakarta, Kabupaten Sragen, Karanganyar, Wonogiri, Boyolali, Klaten, dan Sukoharjo— memiliki keunggulan geografis, budaya, dan infrastruktur yang saling melengkapi.

 

“Inilah kekuatan Solo Raya. Meskipun secara administratif berbeda, keterkaitan fungsional dan jaringan antarwilayah menjadikannya satu sistem ekonomi regional yang utuh,” terangnya.

 

Dalam kesempatan tersebut Harry juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkolaborasi dalam menyukseskan SGS 2025. Mulai dari Gubernur Jawa Tengah, pemerintah kabupaten/kota, asosiasi usaha, pelaku industri kreatif, hingga sponsor dan mitra kerja.

 

“Pak Gubernur selalu ngelakoni dan ngopeni rakyatnya. Ini bukti kepemimpinan yang membumi dan penuh kepedulian. Karena itu, Kadin Jateng berkomitmen untuk terus mendorong kolaborasi lintas sektor demi pertumbuhan ekonomi inklusif di seluruh wilayah Jawa Tengah,” ungkap Harry.

 

Lebih lanjut, ia mengatakan SGS 2025 merupakan momentum untuk menggambarkan optimisme terhadap potensi Solo Raya sebagai pusat kegiatan ekonomi yang terus tumbuh. Selain itu, gelaran SGS 2025 juga menjadi momen yang tepat untuk mengenalkan dan memasarkan produk-produk lokal dengan harga kompetitif.

 

“Melalui kegiatan ini, kami mendorong masyarakat untuk belanja, berwisata, dan berinvestasi. Ini saatnya Solo Raya menggeliat sebagai kawasan yang mampu membuka lapangan kerja dan menggerakkan konsumsi masyarakat. Mulai dari pusat perbelanjaan modern maupun pasar tradisional, hotel, tempat kuliner, semua terlibat. Ini adalah panggung bersama untuk mempertemukan kekuatan ekonomi rakyat dan kekuatan industri,” imbuhnya.

 

 

Tak hanya fokus pada penjualan dan promosi produk, Jawa Tengah juga menyiapkan program gebyar pasar murah untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok. Di sisi lain, Harry mengajak seluruh elemen untuk menyambut peluang besar dalam semangat kebersamaan.

 

“Kami ingin kegiatan ini juga membawa manfaat langsung ke masyarakat. Termasuk program sembako murah yang bisa didapatkan di booth-booth selama gelaran SGS. Mari kita songsong Solo Raya sebagai satu kawasan dengan berjuta kesempatan. Semoga SGS 2025 menjadi inspirasi bagi kawasan lain di Jawa Tengah untuk mengembangkan potensi lokal secara optimal,harapnya.

 

Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Surakarta, Ferry Septha Indrianto menegaskan, pembukaan Solo Raya Great Sale (SGS) 2025 sebagai momen bersejarah yang menandai semangat baru aglomerasi ekonomi lintas sektor di kawasan Solo Raya.  

 

“Kami berdiri di sini spesial untuk merayakan aglomerasi Solo Raya, yang selama ini telah kita upayakan seturut dengan arahan dari Bapak Gubernur Jawa Tengah,  Ahmad Luthfi. Melalui Solo Raya Great Sale, semangat aglomerasi kita wujudkan dalam bentuk nyata. Satu strategi bersama, satu promosi kawasan, satu gerak membangun ekonomi regional yang terintegrasi,” ungkap Ferry dengan penuh semangat.

 

Menurut Ferry, SGS 2025 merupakan tonggak baru kerja kolektif antarwilayah untuk membangkitkan perekonomian kawasan secara terintegrasi. Terlebih, kawasan Solo Raya memiliki keterhubungan dan ketergantungan antarwilayah, bukan lagi pada egosektoral.

 

Di sisi lain, Ferry menyatakan optimistis dengan target transaksi sebesar Rp10 triliun selama bulan Juli 2025, yang terdiri dari sektor perdagangan, pariwisata, dan investasi (trade, tourism, investment). Ditargetkan pula kenaikan jumlah wisatawan hingga 30%, berkat terbangunnya ruang kolaborasi antara pelaku usaha dan pemerintah. Disamping digitalisasi UMKM melalui aplikasi SGS Go, yang memungkinkan keterhubungan tenant, konsumen, data promosi, hingga pelaporan transaksi secara real time.

 

Selama sebulan penuh, SGS 2025 akan menghadirkan lebih dari 100 event destinasi di berbagai kabupaten/kota, termasuk gelaran BUMN Expo, serta penampilan kekayaan budaya, alam, dan kuliner lokal. Sebagai puncaknya, akan digelar Solo Raya Great Sale TTI (Trade, Tourism, Investment) pada 30 Juli – 3 Agustus 2025, yang menjadi event kolaborasi pertama seluruh Solo Raya dalam bentuk paviliun bersama yang menampilkan keunggulan daya saing masing-masing wilayah.

 

“Sejauh ini, lebih dari 24.300 tenant telah bergabung dalam SGS 2025. Meliputi mal, hotel, restoran, jasa keuangan, destinasi wisata, dan pasar tradisional. Ini adalah bukti ekonomi yang mempertemukan kekuatan modern dan kerakyatan dalam satu panggung besar,” terang Ferry.

 

Ferry juga menegaskan bahwa SGS bukan hanya milik Solo Raya, tetapi juga model pembangunan daerah yang sejalan dengan arah kebijakan provinsi, nasional, dan visi Presiden Prabowo Subianto: Indonesia Incorporated. Dengan mengusung semangat satu kawasan berjuta kesempatan. (edy)